MathJax.Hub.Config({ tex2jax: { inlineMath: [['$','$'], ['\\(','\\)']], processEscapes: true } }); jessiefisika: Ulasan album Guruh Soekarnoputra & Gipsy - "Guruh Gipsy" (1976) cccccccc

Halaman

Iklan

Jual CD

Jumat, 13 April 2018

Ulasan album Guruh Soekarnoputra & Gipsy - "Guruh Gipsy" (1976)


oleh Jessie Manopo
Guruh Gipsy, mungkin bagi anak muda yang tidak hidup di zamannya seperti saya dan teman-teman saya merupakan musik yang sulit dicerna dan jauh berbeda dengan tren masa kini seperti pop, EDM, rap, hip hop, dan lain sebagainya. Tapi bagi saya, album ini merupakan salah satu album Indonesia terbaik sepanjang masa. Album ini merupakan album favorit saya saat saya duduk di bangku SMA. Dan album ini juga terdapat pada peringkat nomor dua dalam 150 Album Indonesia terbaik versi majalah Rolling Stone. 

Album yang merupakan kolaborasi dari Guruh Soekarnoputra bersama grup musik Gipsy ini sangatlah unik karena menggabungkan musik barat progressive rock dengan musik gamelan Bali. Indonesia Maharddhika merupakan track pertama dalam album ini. Diawali dengan permainan keyboard yang sangat terpengaruh musik Emerson, Lake and Palmer ini merupakan lagu favorit saya dalam album ini. Lagu ini juga terdapat pada urutan ke-59 pada daftar lagu Indonesia terbaik versi majalah Rolling Stone. Pada bagian instrumental, diawali dengan suara gamelan Bali yang sangat mantap, kemudian disusul permainan keyboard yang sangat terpengaruh musik progresif rock pada saat itu, dan musik gamelan Bali dan keyboard saling bersautan.Dan kemudian ada gitar solo yang sangat indah. Bagian ini merupakan bagian favorit saya dari lagu ini.

Lalu dilanjutkan dengan lagu Chopin Larung. Liriknya dalam bahasa Bali yang intinya bercerita tentang kegelisahan seorang seniman yang disimbolkan dengan “Chopin”, nama seorang komposer Barat ternama karena rusaknya budaya bangsanya (baca: Bali/Indonesia) akibat westernisasi. Komposisi ini demikian progresif karena ia mengambil sebagian dari komposisi “Fantasia Impromptu” karya Fryderyk Franciszek Chopin yang disandingkan secara elegan dengan gamelan Bali arahan I Gusti Kompyang Raka, pengrawit sohor di Bali kala itu. Komposisi ini dinamai “Chopin Larung” yang berarti Chopin Dihanyutkan. 

Lagu selanjutnya, Barong Gundah merupakan instrumental yang sangat unik berdurasi sekitar 7 menit, masih bernuansa progressive rock dengan sentuhan gamelan Bali. 

Kemudian ada komposisi yang merupakan favorit saya dari album ini yaitu Janger 1897 Saka yang menceritakan hal yang sama dengan lagu Chopin Larung. Komposisi yang sangat megah dengan nuansa orkestra dan harmoni vokal dalam durasi hampir 9 menit. Dalam lagu ini, ada bagian yang nadanya mirip dengan lagu "Watcher of the Skies" milik Genesis (1972), hal ini wajar karena Genesis adalah salah satu band yang memengaruhi musik di album ini. 

Dilanjut dengan lagu Geger Gelgel yang diawali dengan suara gamelan, kemudian disahut oleh denting piano yang kemudian disahut oleh suara gitar. Lagu ini dinyanyikan oleh Keenan Nasution. Lagu ini sangat epik berdurasi 12 menit, komposisi musik yang sangat unik tidak akan membuat kita bosan untuk mendengarnya. Rasanya sulit memberikan komentar terhadap lagu ini, too much perfection.

Kemudian, Smaradhana merupakan lagu dengan durasi terpendek di album ini tapi bagi saya sangat bagus.

Lagu terakhir, Sekar Ginotan merupakan musik instrumental berisi permainan gamelan Bali.

Aumar Naudin Nasution (Oding) - gitar
Christian Rahadi (Chrisye) - bass dan vokal
Abadi Soesman (Abadi) - synthesizer (mini moog)
Zahrun Hafni Harahap (Roni) - piano dan keyboard
Rada Krisnan Nasution (Kinan) - drum dan vokal
Muhammad Guruh Irianto Sukarno Putra (Guruh) - piano, gamelan dan menulis lirik

Semua lagu merupakan komposisi Guruh Soekarnoputra.
Daftar Lagu:
1. Indonesia Maharddhika
2. Chopin Larung
3. Barong Gundah
4. Geger Gelgel
5. Janger 1987 Saka
6. Smaradhana
7. Sekar Ginotan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar